A.
Pengertian
Individu
Dalam
Bahasa Latin individu berasal dari kata individium
yang berarti yang tidak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat
dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia
perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan “orang-seorang” atau
manusia “perorangan”. Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani. Dengan
kemampuan rohaninya individu dapat berhubungan dan berfikir serta dengan
fikirannya itu mengendalikan dan dan memimpin kesanggupan akal dan kesanggupan
budi untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang dialaminya.
Setiap
manusia memiliki ciri khas dan keunikan atau ciri khas sendiri, tidak ada
manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing
memiliki keunikan tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir secara kembar,
mereka tidak ada yang memiliki ciri fisik dan psikis yang persis sama.
Ciri
seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya,
sifat, karakter, perangai, atau gaya dan selera orang juga berbeda-beda. Lewat
ciri-ciri fisik seseorang pertama kali mudah dikenali.Ada orang yang gemuk,
kurus, atau langsing, ada yang kulitnya coklat, hitam, atau putih, ada yang
rambutnya lurus dan ikal. Dilihat dari sifat, perangai, atau karakternya, ada
yang orang yang periang, sabar, cerewet, atau lainnya.
Karakteristik
yang khas dari seseorang sering kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang
memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan orang lain. Kepribadian
seseorang itu dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan
(fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus.
Menurut
Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu
yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik
dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang
terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika
mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan
(fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari
seseorang.
B.
Pengertian
Pemahaman Individu
Pemahaman
indvidu adalah merupakan awal dari kegiatan bimbingan dan konseling. Tanpa
adanya pemahaman terhadap individu, sangat sulit bagi guru pembimbing untuk
memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah bantuan dalam rangka
pengembangan pribadi.
Pemahaman
individu oleh Aiken (1997, hlm. 454) diartikan sebagai “Appraising the presence or magnitude of one or more personal
characteristic. Assessing human behavior and mental processes includes such
procedures as observations, interviews, rating, scale, check list, inventories,
projective techniques, and tests”. Pengertian tersebut diartikan bahwa
pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir
karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah gangguan yang ada pada
individu atau kelompok individu. Cara yang digunakan meliputi observasi, interview,
teknik projektif, dan beberapa jenis tes.
C. Pengumpulan Data
1. Prinsip Pengumpulan Data
Prinsip-prinsip pengumpulan dan penyimpanan data, yaitu:
a.
Kelengkapan data
Data yang dikumpulan hendaknya mencakup beberapa hal, yaitu:
1)
Data
potensi dan data kekuatan atau kecakapan-kecakapan yang dimiliknya,
2)
Aspek intelektual, sosial, emosional, fisik dan motorik,
3)
Kebutuhan,
4)
Tantangan ancaman dan masalah yang dihadapi,
5)
Karakteristik permanen ataupun temporer.
b.
Relevansi data
Data yang dihimpun hendaknya data yang sesuai atau relevan dengan
kebutuhan layanan bimbingan dan konseling.
c.
Keakuratan data
Data yang akurat berhubungan dengan
prosedur dan teknik pengumpulan data.
Empat
hal yang berkenaan dengan pengumpulan data ini, yaitu:
1)
Validitas data
2)
Validitas instrumen
3)
Proses pengumpulan data yang benar
4)
Analisis data yang tepat
d.
Efisiensi penyimpanan data
Data
yang sudah diolah, selanjutnya disimpan dalam kartu atau buku catatan pribadi.
Sekarang data tersebut disimpan secara elektronik dalam computer (soft file/CD) sehingga tidak memerlukan
tempat yang banyak dan ruang data yang luas.
e.
Efektivitas penggunaan data
Data yang tersedia hendaknya dapat
memberikan dukungan terhadap pemberian layanan bimbingan dan konseling.
2. Macam-Macam Data
Macam-macam data:
a.
Kecakapan
1)
Kecakapan
petensial (potential ability)
diperoleh secara heriditer (pembawaan
kelahirannya).
a)
Abilitas dasar umum (general inteligence) atau kecerdasan.
b)
Abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu (bakat, aptitudes).
2)
Kecakapan
aktual (actual ability) yang
menunjukan pada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji
sekarang juga. Misalnya: prestasi belajar, keterampilan, kreativitas
dan lain sebagainya.
b.
Kepribadian
1)
Fisik dan kebebasan
2)
Psikis
3)
Kegiatan : ekstrakurikuler
4)
Keunggulan-keunggulan
dalam bidang: akademik. Keagamaan. Olahraga, kesenian, keterampilan, sosial,
dll.
5)
Pengalaman istimewa dan prestasi yang telah diraih
6)
Latar belakang
7)
Agama dan moral
8)
Lingkungan masyarakat
3. Sumber Data
Pemahaman
individu siswa dapat dilakukan melalui beberapa suber, yaitu:
a.
Sumber
pertama yaitu siswa itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara,
observasi ataupun teknik pengukuran.
b.
Sumber
kedua yaitu orang tua siswa dan keluarga terdekat siswa, guru-guru yang pernah
mengajar dan bergaul lama dengan siswa, temannya, dokter pribadi dan
sebagainya.
4. Aspek-Aspek yang Dihimpun dalam
Pengumpulan Data
Data yang
perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi data pribadi dan data umum.
Data pribadi siswa di sekolah, misalnya meliputi berbagai hal dalam pokok-pokok
berikut:
a.
Identitas
pribadi
b.
Latar
belakang rumah dan keluarga
c.
Kemampuan
mental, bakat, dan kondisi kepribadian
d.
Sejarah
pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata pelajajaran
e.
Hasil
tes diagnostik
f.
Sejarah
kesehatan
g.
Pengalaman
ekstrakurikuler dan kegiatan di luar sekolah
h.
Minat
dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan/jabatan
i.
Prestasi
khusus yang pernah diperoleh
j.
Deskripsi
menyeluruh hasil belajar siswa setiapa kelas
k.
Sosiometri
setiap kelas
l.
Laporan
penyelenggaraan diskusi/belajar kelompok
5. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Pengumpulan Data
Beberapa hal perlu mendapatkan
perhatian dalam rangka penyelenggaraan himpunan data dan pemanfaatannya secara
optimal.
a.
Materi
himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat berguna untuk memberikan gambaran
yang tepat tentang individu.
b.
Data
tentang individu selalu bertambah, berubah, berkembang, dan dinamis.
c.
Data
yang terkumpul disusun dalam format-format yang teratur rapi menurut sistem
tertentu.
d.
Data
dalam himpunan data itu pada dasarnya bersifat rahasia.
e.
Mengingat
bahwa data yang dikumpulkan cukup banyak, harus pula ditambah dan dikurangi
sesuai dengan perkembangan, lagipula pengeluaran data (untuk dipakai) dan
pemasukannya kembali memakan waktu yang cukup banyak, konselor sering terjebak
oleh pekerjaan rutin penyelenggaraan himpunan data itu.
6. Manajemen dan Penggunaan Data
Dalam era teknologi informasi,
manajemen data peseta didik dilakukan secara komputer. Database peserta
didik perlu dibangun dan dikembangkan agar perkembangan setiap peserta didik
dapat dengan mudah dimonitor.
D. Teknik Pemahaman
1.
Pemberian
Instrumen
Pemahaman tentang diri klien, tentang
masalah klien, dan tentang lingkungan yang “lebih luas” dapat dicapai dengan
berbagai cara. Wawancara dan dialog yang mendalam biasanya merupakan cara yang
efektif untuk mengembangkan pemahaman tentang diri dan masalah klien.
Berbagai instrumen dapat membantu
melengkapi dan mendalami pemahaman tentang klien dan masalahnya itu.
Ada beberapa pertimbangan yang perlu
mendapat perhatian para konselor dalam penerapan instrumentasi bimbingan dan
konseling. Antara lain yaitu:
a. Instrumen yang dipakai haruslah yang
sahih dan terandalkan.
b. Pemakai instrument (dalam hal ini
konselor) bertanggung jawab atas pemilihan instrument yang akan dipakai
(misalnya tes), monitoring pengadministrasiannya dan skoring.
c. Pemakaian instrumen, misalnya, harus
dipersiapkan secara matang, bukan hanya persiapan instrumennya saja, tetapi
persiapan klien yang akan mengambil tes itu.
d. Perlu diingat bahwa tes atau instrument
apa pun hanya merupakan salah satu sumber dalam rangka memahami individu secra
lebih luas dan dalam.
e. Ada dan dipergunakannya berbagai
instriumen lainnya bukanlah syarat mutlak bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling.
Instrumen
bimbingan dan konseling meliputi digunakan
dan dikembangkan berbagai instrumen, baik berupa tes maupun nontes.
a. Instrumen Tes
Ada tiga fungsi penggunaan tes dalam
konseling yaitu: 1) sebagai alat diagnostik,2) menemukan minat dan nilai , dan 3)
membuat prediksi tingkah laku.
Dalam memilih tes untuk konseling,
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
1) Standar tes yang digunakan
2) Memilih waktu penggunaan tes secara
teapt
3) Memilih topic tes
4) Partisipasi klien dalam memilih tes
5) Prosedur pemilihan tes dengan
langkah-langkah berikut:
a) Klien dan konselor menetapkan data apa
yang diperlukan untuk membantu memecahkan masalah
b) Konselor menggambarkan macam-macam
teori tes
c) Konselor memberikan rekomendasi kepada
tes tertentu yag dapat memberikan data yang diperlukan
d) Konselor membiarkan klien untuk
memberikan reaksi terhadap pemilihan tes
e) Mengatur pelaksanaan tes
Dalam
menggunakan tes untuk proses konseling hendaknya diperhatikan prinsip-prinsip
berikut:
1) Mengetahui tes secara menyelurh
2) Penjajagan terhadap alasan klien
menginginkan dan pengalaman klien dalam tes-tes yang pernah dialaminya
3) Perlu pengaturan pertemuan interpretasi
tes agar klien siap untuk menerima informasi
4) Arti skor tes harus dibuat secepatnya
dalam diskusi
5) Kerangka acuan hasil tes hendanya
dibuat dengan jelas
6) Hasil tes harus diberikan kepada klien
(dalam bentuk buku skor)
7) Hasil tes harus selalu terjabarkan
8) Konselor hendaknya bersikap netral
9) Konselor hendaknya memberikan
interpretasi secara berarti dan jelas
10)
tes
harus memberikan prediksi dengan tepat
11)
Dalam
tahap interpretasi tasi tes, perlu adanya partisipasi dan evaluasi dari klien
12)
Interpretasi
skor yang rendah kepada klien normal hendakn ya dilakukan dengan hati-hati
Secara
umum kegunaan berbagai tes itu ialah membantu konselor dalam:
1)
Memperoleh
dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah pada individu yang
dites, seperti masalah penyesuaian dengan ligkungan, masalah prestasi belajar
atau hasil belajar, masalah penempatan dan penyaluran;
2)
Memahami
sebab-sebab terjadinya masalah diri individu;
3)
Mengenali
individu (misalnya siswa di sekolah) yang memiliki kemampuan yang sangat tinggi
dan sangat rendah yang memerlukan bantuan khusus;
4)
Memperoleh
gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau keterampilan seseorang individu
dalam bidang tertentu.
Berbagai
hal yang diperoleh konselor dari hasil tes dipergunakan konselor untuk
menetapkan jenis layanan yang perlu diberikan kepada individu yang dimaksudkan.
Adapun
beberapa instrument tes yaitu sebagai berikut:
1) Tes Intelegensi (Kecerdasan)
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak.Dapat
juga diartikan sebagai kemampuan umum individu untuk berperilaku yang jelas
tujuannya, berpikir rasional, dan berhubungan dengan lingkungannya secara
efektif.
Tigkat
kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya:
a)
Superior atau genius adalah murid yang dapat bertindak jauh lebih cepat
dan dengan kemudahan dibandingkan dengan murid yang lainnya.
b)
Normal
adalah murid yang rata-rata atau pada umumnya.
c)
Sub-normal
atau
mentally deffective ataumentally retarded adalah murid yang
bertindak jauh lebih lambat dari kecepatannya, dan jauh lebih banyak
ketidaktepatannya dan kesulitannya, dibandingkan dengan murid lain.
Dibedakan lebih lanjut kedakam kategori
murid-murid, yaitu:
a)
Debil
(moron) yang masih mendekati murid normal yang berusia sekitar 9 – 19 tahun
b)
Imbecil mendekati murid normal sekitar usia 5-6 tahun.
c)
Idiot mendekati murid normal berusia dibawah 4 tahun.
2) Tes Bakat
Tes bakat mengukur kecerdasan potensial yang bersifat khusus murid.Ada
dua jenis bakat, yaitu bakat sekolah dan bakat pekerjaan-jabatan.Bakat sekolah
berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung penguasaan
bidang-bidang ilmu atau mata pelajaran.Sedangkan bakat pekerjaan-jabatan
berkenaan dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung keberhasilan dalam
pekerjaan.
Untuk mengetahui bakat murid, telah
dkembangkan beberapa macam tes, seperti:
a)
Rekonik
(mengukur kemampuan fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis)
b)
Tes
bakat musik
c)
Tes
bakat artistik
d)
Tes
bakat klerikal (perkantoran)
e)
Tes
bakat yang multifactor (mengukur berbagai kemampuan khusus)
3) Tes prestasi belajar (Achivement Tests)
Tes prestasi belajar adalah suatu
perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam domain kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Penggunaan teknik tes khususnya tes
prestasi belajar bagi guru MI/ SD bertujuann untuk:
a) Menilai kemampuan belajar murid
b) Memberikan bimbingan belajar kepada murid
c) Mengecek kemajuan belajar murid
d) Memahami kesulitan-kesulitan belajar murid
e) Memperbaiki teknik mengajar guru
f)
Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar guru
Tes
prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan
belajar murid.Tes ini meliputi:
a) Tes diagnostik, yang dirancang agar
guru dapat menentukan letak kesulitan murid, dalam mata pelajaran yang
diajarkan.
b) Tes prestasi belajar kelompok yang baku
c) Tes prestasi belajar yang disusun oleh
para guru, misalnya dalam bentuk ulangan sehari-hari.
b. Instrumen Nontes
Instrumen non-tes meliputi berbagai
prosedur, seperti pengamatan, wawancara, catatan anekdot, angket, sosiometri,
inventori yang dibakukan.
Berikut ini beberapa bentuk instrumen
nontes yaitu sebagai berikut:
1)
Catatan
anekdot
Catatan anekdot, yaitu catatan otentik
hasil observasi. Dengan mempergunakan catatan anekdot, guru dapat:
a) Memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan murid
b) Memperoleh pemahaman tentang penyebab dari gejala tingkah laku murid
c) Memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan kbutuhan murid
Catatan
anekdot yang baik memiliki syarat sebagai berikut:
a)
Objektif, yaitu cacatan yang dibuat secara rinci tentang perilaku murid
b)
Deskriftif, yaitu catatan yang menggambarkan diri murid secara
lengkap tentang suatu peristiwa mengenai murid
c)
Selektif,
yaitu dipilih suatu situasi yang dicatat
2) Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat
pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui
tulisan.Beberapa petunjuk untuk menyusun angket:
a) Gunakan
kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap
b) Sususnan kalimat sederhana tapi jelas
c) Hindarkan kata-kata yang bersifat negative
dan menyinggung perasaan responder
3) Daftar cek
4) Autobiografi (riwayat atau karangan)
dan catatan harian
Karangan pribadi ini merupakan ungkapan
pribadi murid tentang pengalaman hidupnya, cita-citanya, keadaan keluarga, dan
lain-lain.
Karangan pribadi ini dalam pembuatannya
dibagi ke dalam dua jenis, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur.
a) Terstruktur yaitu karangan pribadi disusun berdasarkan tema
(judul) yang telah ditentukan sebelumnya
b) Tidak tersruktur yaitu murid diminta
untuk membuat karangan pribadi secara bebas
5) Sosiometri
Sosiometri bertujuan untuk memperoleh
informasi tentang hubungan atau interaksi sosial (saling penerimaan atau
penolakan) diantara murid dalam suatu kelas, kelompok, kegiatan
ekstrakurikuler, organisasi kesiswaan, dll. Dengan sosiometri guru dapat
mengetahui tentang:
a) Murid yang popular
b) Yang terisolir
c) kelompok kecil dengan anggota 2-3 orang murid
Sosiometri dapat digunakan untuk:
a) Memperbaiki hubungan insani
b) Menentukan kelomppok belajar/kerja
c) Meneliti kemampuan memimpin seorang individu (murid) dala kelompok
6) Inventori
2.
Teknik
Wawancara
Wawancara
merupakan teknik untuk mengumpukan informasi melalui komunikasi langsung dengan
responden (orang yang minta informasi). Kelebihan dan kekurangan teknik wawancara
adalah sebagai berikut.
a. Kelebihan wawancara:
1) Merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi murid
secara mendalam
2) Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
3) Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi
4) Digunakan untuk pelengkap data yang
dikumpulkan dengan teknik lain.
b. Kelemahan
wawancara:
1) Tidak efisien, yaitu tidak bisa menghemat waktusacara singkat
2) Sangat tergantung pada kesediaan kedua belah pihak
3) Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara
Dalam bimbingan dan konseling dikenal beberapa macam wawancara, yaitu:
a. Wawancara pengumpulan data (informational interview)
b. Wawancara konseling (counseling interview)
c.
Wawancara disiplin (diciplinary interview)
d. Wawancara penempatan (placement interview)
3.
Observasi(pengamatan)
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
b. Direncanakan secara sistematis.
c.
Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
d. Perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis:
a. Observasi sehari-hari (daiily observation)
b. Observasi sistematis (systematic observation)
c.
Observasi partisipatif (participative observation)
d. Observasi non-partisipasif (non participative observation)
4.
Studi
Kasus
Studi kasus merupakan teknik
mempelajari perkembangan seorang murid secara menyeluruh dan mendalam serat
mengungkap seluruh aspek pribadi murid yang datanya diperoleh dari bebagai
pihak
Dalam melaksanakan studi kasus ini
dapat ditempuh langkah-langkah:
a. Menentukan murid yang bermasalah
b. Memperoleh data
c.
Menganalisis data
d. Memberikan layanan bantuan
5.
Konferensi
kasus
Konferensi kasus merupakan suatu
pertemuan diantara beberapa unsur di sekolah untuk membicarakan seorang atau
beberapa murid yang mempunyai masalah. Unsur-unsur yang dapat turut
berpartisipasi dalam konferensi kasus dapat terdiri atas, konselor, guru-guru
yang mengenal benar murid yang menjadi kasus, kepala sekolah, psikolog, dokter,
petugas perpustakan, orang tua siswa atau personel lain yang mengenal dekat dengan
murid.
Kesimpulan
Didalam bimbingan dan konseling, kita tidak mungkin dapat
memberikan pertolongan kepada seseorang sebelum kita kenal atau paham dengan
orang tersebut. Salah satu hal yang penting dalam bimbingan dan konseling ialah
memahami individu secara keseluruhan baik masalah yang dihadapi maupun latar
belakangnya. Dengan kata lain perlunya pemahaman individual dalam layanan
bimbingan dan konseling adalah agar individu memperoleh bantuan yang sesuai
dengan kemampuan dan potensinta adar apa yang diharapkannya dapat tercapai
(artinya individu dapat mencapai penyesuaian diri dengan dirinya sendiri,
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat).
Pemahaman individu dalam layanan bimbingan dan konseling
bertujuan agar:
1.
Kita
semakin mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya dan
sekaligus keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya.
2.
Kita
semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana mestinya dalam arti lain mampu
memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh siswa.
3.
Kita
terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu menciptakan relasi yang
semakin baik.
Saran
1.
Guru bimbingan dan konseling haruslah memahami siswa secara utuh agar kebutuhan minat peserta didik dapat terpenuhi dan
tepat berdasarkan perkembangan peserta didik.
2.
Guru
harus menerapkan teknik-teknik pemahaman individu yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
Makalah
BK kelompok 5. Departemen Pendidikan Matematika UPI (2015) TEKNIK – TEKNIK
DASAR PEMAHAMAN INDIVIDU.
Effendi, R.
& Malihah, E. (2011). Panduan
kuliah pendidikan lingkungan sosial, budaya dan teknologi. Bandung:CV.
Maulana Media Grafika.
Nurihsan, A. J. (2006). Bimbingan &
konseling. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sukardi, D. K.. & Kusmawati,
N. (2008). Proses bimbingan dan
konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Supriatna, M. (2013). Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Surya, M. (2009). Psikologi konseling.
Bandung: Maestro.
Wahidah, N. DKK. (2014). Makalah
teknik-teknik dasar pemahaman individu. Diakses dari:
http://nurrulwahiddahh.blogspot.com/2014/06/makalah-teknik-teknik-dasar-pemahaman.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar